Kamis, 26 Maret 2015

Siapa Dia, Bayi Muslim Pertama di Madinah?

JIKA kita tengok ke belakang, kita pun akan senantiasa bertanya-tanya mengenai latar belakang sejarah dan asal-usulnya. Inipun yang akan membuka rasa penasaran kita mengenai kota Madinah, Madinah dulu banyak dihuni oleh kaum Yahudi, sehingga mereka itu tidak mau ada kelahiran dari seorang yang beragama Muslim.
Kemudian peristiwa dari, Ismail bin Muhammad bin Al-Fadhl bin Muhammad asy-Sya’rani memberitahukan kepada kami, dari Jadi, dari Ibrahim bin al-Mundzir al-Hazami, dari Abdullah bin Muhammad bin Yahya bin Urwah bin Zubair, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dia berkata, “Ketika Asma binti Abu Bakar ikut hijrah bersama Rasulullah SAW, dia sedang mengandung seorang calon bayi yang bernama Abdullah bin Zubair.
Setelah melahirkan, Asma membawa bayinya ke hadapan Nabi Muhammad SAW, Lalu beliau men-tahniknya dan menyimpannya di atas pangkuan beliau. Kemudian di datangkan sebutir kurma, lalu beliau mengunyahnya , dan mengisapnya. Setelah itu beliau memasukan kunyahan itu pada mulut Abdullah bin Zubair dan mentahniknya, ludah Rasulullah SAW adalah benda pertama yang masuk ke dalam perut Abdullah
Selanjutnya Rasulullah SAW, mengusap dan memberinya nama Abdullah. Ketika usia Abdulullah bin Zubair menginjak tujuh atau delapan tahun, dia dating kepada Rasulullah SAW untuk bebaiat yang merupakan perintah ayahnya yang bernama Zubair, pada saat melihat Abdullah datang. Nabi pun tersenyum lalu membaiatnya.
Dialah bayi Muslim yang dilahirkan di kota Madinah setelah beliau hijrah. Adapun orang-orang yahudi berkata, ‘Saya setelah berusaha agar mereka lahir di kota madinah. Akan tetapi, tidk satupun bayi yang lahir di kota itu.’
Pada saat mendengar Abdullah bin Zubair dilahirkan, sahabat Rasulullah SAW. Bertakbir. Abdullah bin Umar ibnul Khathab ketika mendengar takbir penduduk syam atas wafatnya Abdullah bin Zubair bertakbir, dia berkata, ‘Takbir yang dilakukan pada sahabat atas kelahiran Abdullah bin Zubair itu lebih baik daripada suara takbir atas penduduk Syam yang teah berhasil membunuhnya.
[Sumber: 11 dari 101 Kisah Tawa dan Senyum Nabi Muhammad SAW/Karya: Abu Islam Ahmad/Penerbit: Al-Qalam]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar